Selasa, 23 Februari 2016

Belajar Melalui Alam Semesta

Sarvatah: Belajar Melalui Alam Semesta

".... Sarvasya bhayagato guruh"
[Canakya Nitisastra V.1]

                                         " ...Seluruh alam semesta adalah guru bagi semua".

Alam Semesta adalah Wujud Kongkrit Keberadaan Tuhan
             Sarvatah adalah memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara berguru pada keberadaan alam semesta atau semua yang ada di alam semesta. Di setiap personal-personal isi alam semesta baik secara sekala maupun niskala, dalam pandangan Hindu adalah sosok-sosok yang tidak dapat dipisahkan dari keesaan Tuhan. Alam semesta memiliki tangan untuk memberi dan mengambil, memiliki kaki untuk melangkah, memiliki mata untuk melihat, memiliki pikiran untuk berpikir, memiliki mulut untuk menyampaikan sesuatu, memiliki telinga untuk mendengarkan ucapan kita. Dengan kata lain, alam semesta sejatinya adalah wujud terkongkrit dari eksistensi Tuhan. Alam sebagai guru bertutur sangat terang, semuanya  berubah,  kalaupun diperdebatkan semuanya membawa kelebihan dan kekurangan. Siang diganti malam, malam diganti siang. Bila gunung tinggi tentu jurangnya akan dalam. Dan jika kita sadari secara mendalam pesan yang dibawa oleh alam, sebenarnya kita telah menemukan guru besar dalam hidup.

Tahapan memasuki pintu pengetahuan sebenarnya sederhana, pertama-pertama kita hendaknya belajar dari alam, kemudian hidup sesuai dengan prinsip-prinsip alam. Sebagai hasilnya manusia bisa melihat pengetahuan yang indah di balik alam. Sebelum menemukan pengetahuan dari alam, maka manusia akan terus berputar kebingungan dari satu penderitaan kependeritaan lain. Ia yang berguru pada alam semesta ini tahu bahwa sesungguhnya tidaklah benar bahwa alam sedang menghukum, apa yang biasa terlihat sebagai bencana pada prinsipnya adalah semacam surat undangan. Surat undangan  untuk menghadiri kegiatan berguru yang semakin sempurna. Pada awalnya bencana sering terlihat menjadi semacam “cobaan hidup yang menakutkan”, namun sesungguhnya setelah kita alami, bencana adalah semacam guru olah raga yang sedang melatih otot-otot kehidupan agar labih kuat. Berbekalkan otot-otot kehidupan yang biasa terlatih, tentu kita akan terbiasa menyambut semua dualitas [suka dan duka] dengan senyuman manis. Jika begini, bukankah alam sedang memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk kita.

Banyak pelajaran yang terus menerus ditawarkan oleh alam semesta kepada setiap insan manusia. Hendaknya kita sadar, bahwa alam semesta sering menyampaikan penerangan dan cahayanya melalui berbagai cara. Baik melalui bencana alam, keanekaragaman, keindahan dan lain sebagainya yang sering terlupakan oleh manusia. Oleh karena itu jika dipandang secara duniawi, jalan ini memang akan terlihat berbeda secara personal, namun secara kebijaksanaan spiritual atau dengan kesadaran spiritual yang universal, kelima jalan ini adalah guru-guru suci dan mulia yang memiliki hakikat kesatuan kebenaran yang sama, yang selalu menawarkan pelajaran mulia disetiap saat. Di dalam bentuk atau tanpa bentuk, namun bila kita memiliki sedikit kebijaksanaan untuk memahaminya, dia adalah sosok guru [guru universal].

Pada dasarnya dalam pandangan Hindu sesuatu hal yang bijaksana baik dalam hal duniawi maupun spiritual adalah guru secara universal, oleh karena itu gelar guru sebenarnya tidak terbatas pada wujud manusia saja. Mengapa…!, karena kata guru berasal dari bahasa Sanskerta memiliki makna yang sangat luas, yaitu berakar kata “Gu” yang berarti kebodohan dan “Ru”  berarti menyingkirkan, sehingga mereka yang disebut dengan guru adalah bagaikan para Dewa, sosok yang mampu menyingkirkan kebodohan [ajnana] seseorang menuju kebijaksanaan [vivekajnana].  Seperti yang tersabdakan dalam Rg Veda X.65.7 “divaksaso agnijihva rtavrdhah—para guru adalah penyebar [penerus] kebenaran, para orator yang cemerlang dan suci bagaikan memiliki tubuh kedewataan”. Sifat guru sejati adalah rahasia, terkadang sering tidak nampak dalam jangkauan kita. Akan tetapi alangkah baiknya sebagai seorang pemula, untuk lebih banyak mengenal guru dan fungsi guru agar kita dibimbing, dituntun, dalam kehidupan ini untuk menuju ke sumber kebahagiaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar