Selasa, 08 Desember 2015

Menghormati Guru dari Agama Lain...

“Menghormati Guru dari Agama Lain”

“Vidya gurusvetadeva nitya vrttih svayonisu,
pratisedhatsu cadharman hitam copadisat svapi"
 [Manavadharmasastra, II.206]



 “Demikian juga hendaknya tingkah lakunya kepada guru-guru lain dibidang ilmu pengetahuan, [seorang sisya-pen]harus hormat kepada semua orang yang bisa memberikan nasehat yang baik”

[Sentuhlah kaki guru yang mengajarkan prinsip-prinsip Veda]
Pada dasarnya, semua guru dalam setiap agama yang ada di dunia ini menginginkan seluruh sisyanya hidup dalam kedamaian. Jika semua guru di setiap agama memiliki tujuan demikian, maka semua guru dalam agama yang berbeda-beda memiliki tujuan yang sama. Setidaknya, alasan inilah yang dapat dijadikan landasan setiap umat beragama untuk menghormati keberadaan guru dalam agama lain. Demikian pula patut menjadi perhatian bagi sisya-sisya Hindu. Di dalam pandangan pendidikan Hindu, Sisya-sisya Hindu tidak dibenarkan untuk tidak menghormati keberadaan guru lain selain guru-guru yang sering mengajarnya. 
Sisya Hindu harus memahami bahwa proses belajar tidak semata-mata dibatasi oleh satu atau dua guru saja. Ilmu pengetahuan bersifat tidak terbatas. Ilmu pengetahuan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, termasuk di dalamnya tidak dibatasi oleh siapa dan darimana asal seorang guru. Di dalam konteks ini, urusan perbedaan suku, golongan maupun agama bukanlah urusan seorang sisya. Karena, di dalam konteks yang lebih luas, seorang sisya yang belajar dengan guru dari agama lain selain dapat menambah ilmu pengetahuan tentang prinsip-prinsip dari agama lain, juga dapat mendidik seorang sisya dalam hal penghargaan terhadap keragaman agama. Setidaknya, kelak sisya-sisya Hindu tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk mengadu domba atas nama agama. Sisya yang menghargai agama lain juga dapat memperkaya hati dalam persaudaraan sejati antar umat beragama.

Hal yang perlu digarisbawahi, dalam proses belajar kepada seorang guru, sisya Hindu juga mesti menggunakan viveka dalam mencerna ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh seorang guru dari agama lain. Tidak semua hal yang disampaikan oleh guru tersebut patut diterima. Artinya, sisya hanya dapat menerima ilmu pengetahuan yang tetap mengacu pada prinsip-prinsip ajaran Veda. Jika ajarannya memang memberikan pencerahan yang menyebabkan diri kita dapat memiliki wawasan universal seperti yang diajarkan di dalam Veda, maka guru itu patut dihormati dalam statusnya sebagai seorang guru, karena menghormati guru yang demikian sama saja dengan menghormati guru dari agama sendiri. Namun, jika guru tersebut mengajarkan hal-hal yang bersifat diskriminasi, intolenransi atau pelecehan terhadap agama lain termasuk agama Hindu, sudah selayaknya seorang sisya Hindu tidak patut mendengar apalagi menyentuh kakinya, karena hal itu sama saja dengan melecehkan ajaran Veda yang penuh welas asih. Seorang guru yang menistakan realitas keragaman sebagai sebuah hukum alam, yang merupakan bagian dari Keesaan Tuhan, dia bukanlah guru…!!! Melainkan seorang PENJAHAT. Demikian pula, seorang sisya yang menghormati dan meneladani ajaran dari seorang penjahat sebagai guru, dia bukanlah sisya…!!! tetapi CALON PENJAHAT.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar